Minyak rapeseed, yang umumnya dikenal sebagai minyak kanola di berbagai belahan dunia, merupakan salah satu minyak goreng yang paling banyak digunakan saat ini. Minyak ini sering dipuji karena manfaat kesehatannya, terutama lemaknya yang baik untuk jantung, tetapi ada juga beberapa kekurangannya yang perlu dipertimbangkan. Jika Anda pernah bertanya-tanya apa yang membuat minyak ini begitu populer dan apakah baik untuk kesehatan Anda, artikel ini akan menguraikan manfaat dan potensi risikonya.
Apa itu Minyak Rapeseed/Kanola?
Minyak rapeseed berasal dari biji tanaman rapeseed, yang termasuk dalam famili sawi-sawi atau kubis-kubisan (Brassicaceae). Minyak rapeseed tradisional memiliki kadar asam erusat yang tinggi, yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Namun, pada tahun 1970-an, para ilmuwan di Kanada berhasil mengembangkan varietas baru tanaman rapeseed yang memiliki kadar asam erusat rendah, sehingga minyak ini lebih aman untuk dikonsumsi. Versi minyak yang baru dan lebih aman ini disebut “kanola”, yang merupakan singkatan dari “minyak Kanada, asam rendah”.
Saat ini, minyak kanola sangat dimurnikan dan banyak digunakan untuk memasak, memanggang, dan menggoreng. Namun, apakah minyak kanola merupakan pilihan yang paling sehat bagi Anda?
Manfaat Kesehatan Minyak Rapeseed (Kanola)
Kaya Lemak Sehat
Salah satu manfaat kesehatan utama minyak rapeseed adalah kandungan lemak sehatnya, khususnya lemak tak jenuh. Sekitar 62% lemak dalam minyak kanola adalah lemak tak jenuh tunggal, dan sekitar 31% adalah lemak tak jenuh ganda. Jenis lemak ini dikenal menyehatkan jantung dan dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Sebuah studi yang diterbitkan oleh American Heart Association menemukan bahwa mengganti lemak jenuh (seperti mentega atau lemak babi) dengan lemak tak jenuh, seperti yang terdapat dalam minyak kanola, dapat menurunkan kadar kolesterol LDL “jahat”, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung. Lemak Tak Jenuh Tunggal – Lemak ini membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (jahat) tanpa memengaruhi kolesterol HDL (baik). Mengonsumsi lebih banyak lemak ini, seperti yang terdapat dalam minyak rapeseed, dapat meningkatkan kesehatan jantung. Asam Lemak Omega-3 – Minyak kanola juga merupakan sumber asam lemak omega-3 yang baik, yaitu lemak esensial yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh Anda. Omega-3 dikenal karena efek anti-inflamasinya dan dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan artritis.
Rasa Netral dan Titik Asap Tinggi
Salah satu alasan minyak rapeseed begitu populer di dapur adalah rasanya yang netral. Tidak seperti minyak zaitun yang memiliki rasa kuat dan khas, minyak kanola dapat digunakan dalam berbagai macam hidangan tanpa mengubah rasanya. Hal ini menjadikannya pilihan serbaguna untuk menggoreng, menumis, dan memanggang. Selain itu, minyak kanola memiliki titik asap yang tinggi (sekitar 204°C), yang berarti dapat menahan suhu memasak tinggi tanpa rusak. Hal ini membuatnya ideal untuk menggoreng dan menggoreng dalam minyak banyak, serta metode memasak lainnya yang membutuhkan panas tinggi.
Rendah Lemak Jenuh
Dibandingkan dengan minyak goreng lainnya, minyak kanola rendah lemak jenuh. Faktanya, minyak ini hanya mengandung 7% lemak jenuh, yang merupakan salah satu kadar terendah di antara minyak goreng. Pola makan tinggi lemak jenuh telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, jadi menggunakan minyak seperti kanola dengan kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dapat membantu menjaga kesehatan jantung Anda. National Institutes of Health (NIH) menyarankan bahwa mengurangi asupan lemak jenuh dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Beralih ke minyak seperti kanola, yang rendah lemak jenuh, dapat menjadi salah satu cara untuk memperbaiki pola makan Anda.
Sumber Vitamin E
Minyak rapeseed merupakan sumber vitamin E yang baik, antioksidan yang berperan penting dalam melindungi sel-sel Anda dari stres oksidatif. Vitamin E membantu menetralkan radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan berkontribusi terhadap penuaan serta penyakit seperti kanker dan penyakit jantung. Menurut Healthline, mendapatkan cukup vitamin E melalui makanan seperti minyak kanola dapat meningkatkan kesehatan kulit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan dalam tubuh.
Kekurangan Minyak Rapeseed (Canola)
Prosesnya Tinggi
Salah satu kritik terbesar terhadap minyak canola adalah proses pengolahannya yang sangat intensif. Selama produksinya, minyak canola mengalami proses pemurnian, pemutihan, dan penghilangan bau agar cocok untuk dimasak. Meskipun langkah-langkah ini diperlukan untuk menghilangkan kotoran dan membuat minyak lebih stabil, proses ini juga dapat menghilangkan beberapa nutrisi, termasuk antioksidan dan vitamin alami yang terkandung dalam minyak. Selain itu, sebagian besar minyak canola diekstraksi menggunakan pelarut kimia seperti heksana, produk sampingan minyak bumi, yang menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang tentang potensi residu kimia dalam produk akhir.
Kekhawatiran tentang Rekayasa Genetika (GMO)
Kekurangan lain dari minyak canola adalah sebagian besar rapeseed yang ditanam untuk produksi minyak telah dimodifikasi secara genetik (GMO). Faktanya, sekitar 90% tanaman canola di AS dan Kanada direkayasa secara genetik agar tahan terhadap herbisida seperti glifosat. Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan badan pengatur lainnya menganggap makanan GMO aman, beberapa orang lebih memilih menghindari GMO karena alasan lingkungan atau kesehatan. Jika Anda khawatir tentang GMO, carilah minyak kanola organik atau non-GMO.
Rasio Omega-6 terhadap Omega-3
Meskipun minyak kanola merupakan sumber asam lemak omega-3 yang baik, kandungan asam lemak omega-6 juga relatif tinggi. Baik lemak omega-3 maupun omega-6 sama-sama esensial, tetapi kebanyakan orang mengonsumsi terlalu banyak omega-6 dan tidak cukup omega-3. Pola makan yang tinggi asam lemak omega-6 dibandingkan omega-3 dapat memicu peradangan dalam tubuh, yang terkait dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Harvard T.H. Chan School of Public Health menyarankan untuk menjaga asupan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang seimbang untuk kesehatan yang optimal. Meskipun minyak kanola memiliki rasio omega-6 dan omega-3 yang lebih baik dibandingkan minyak nabati lainnya, tetap penting untuk menyeimbangkan asupan lemak Anda dengan menambahkan lebih banyak makanan kaya omega-3 seperti ikan, biji rami, dan biji chia ke dalam pola makan Anda.
Potensi Lemak Trans
Beberapa minyak kanola berkualitas rendah mungkin mengandung sedikit lemak trans, yang berbahaya bagi kesehatan. Lemak trans meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (baik), sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung. Hal ini dapat terjadi selama proses penyulingan, terutama jika minyak dihidrogenasi parsial untuk memperpanjang masa simpannya. Untungnya, sebagian besar minyak kanola yang dijual di pasaran saat ini tidak terhidrogenasi, tetapi tetap penting untuk memeriksa label guna memastikan minyak yang Anda beli bebas dari lemak trans.
Dampak Lingkungan
Produksi rapeseed dalam skala besar untuk minyak kanola telah menimbulkan kekhawatiran lingkungan. Tanaman rapeseed yang dimodifikasi secara genetik memerlukan penggunaan herbisida dan pestisida, yang dapat berkontribusi terhadap degradasi lingkungan dan memengaruhi ekosistem di sekitarnya. Selain itu, pemurnian dan pemrosesan minyak kanola menggunakan energi dan air dalam jumlah yang signifikan, sehingga beberapa orang memilih minyak yang diproduksi secara berkelanjutan seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
Kesimpulan: Apakah Minyak Rapeseed (Kanola) Tepat untuk Anda?
Minyak rapeseed, atau minyak kanola, tentu memiliki manfaat kesehatan, terutama bagi mereka yang ingin mengurangi asupan lemak jenuh dan meningkatkan asupan lemak sehat untuk jantung. Minyak ini serbaguna, terjangkau, dan merupakan sumber nutrisi penting seperti vitamin E dan asam lemak omega-3. Namun, sifat minyak yang diproses secara tinggi, potensi kandungan GMO-nya, dan kekhawatiran tentang kadar omega-6 patut dipertimbangkan.
Jika Anda mencari minyak goreng dengan rasa netral dan titik asap tinggi, minyak kanola bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, untuk meminimalkan risiko kesehatan, pilihlah varietas berkualitas tinggi, non-GMO, atau organik. Dan seperti halnya makanan apa pun, moderasi adalah kuncinya—menyeimbangkan asupan lemak Anda dengan minyak dan lemak sehat lainnya akan membantu Anda mempertahankan pola makan yang bergizi dan lengkap.


